MATERI KULIAH BAHASA INDONESIA Fakultas Ilmu Administrasi Negara
MATERI
KULIAH BAHASA INDONESIA
FAKULTAS
ILMU ADMINISTRASI
1. PERANAN DAN FUNGSI BAHASA
A. Pengertian Bahasa
Bahasa (dari bahasa
Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kapasitas khusus yang
ada pada manusia untuk memperoleh, dan menggunakan sistem komunikasi yang
kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut.Kajian
ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik. Menurut para ahli bahasa
adalah:
1.
Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas,
2005: 3) bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia
secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
2.
Pengertian Bahasa menurut Harun
Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna
yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
3.
Pengertian Bahasa menurut Plato
bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan
onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin
dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
4.
Pengertian bahsa menurut Bill Adams
bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah
konteks inter-subjektif.
5.
Pengertian bahasa menurut
Wittgenstein bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan
dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang di gunakan di Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang di gunakan di Indonesia.
B.
Dasar
Hukum
Dasar hukum diterapkan berdasarkan UU
Replubik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009, yaitu :
1)
Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai
bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai
dengan dinamika peradaban bangsa.
2)
Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana
pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana omunikasi antardaerah dan
antarbudaya daerah.
3)
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan,
pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan
nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.
C. Kedudukan
Bahasa Indonesia
1.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Nasional.
a) Kedudukan
pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum
dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai Bahasa Nasional.
b) Kedua
adalah sebagai bahasa negara.
Dalam
kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia memiliki beberapa
fungsi.
a) Lambang kebanggaan kebangsaan
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku bangsa Indonesia.
b) Lambang identitas nasional
Bahasa Indonesia mewakili jatidiri bangsa Indonesia, selain Bahasa Indonesia terdapat pula lambang identitas nasional yang lain yaitu bendera Merah-Putih dan lambang negara Garuda Pancasila.
c) Alat perhubungan
a) Lambang kebanggaan kebangsaan
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku bangsa Indonesia.
b) Lambang identitas nasional
Bahasa Indonesia mewakili jatidiri bangsa Indonesia, selain Bahasa Indonesia terdapat pula lambang identitas nasional yang lain yaitu bendera Merah-Putih dan lambang negara Garuda Pancasila.
c) Alat perhubungan
Masyarakat
Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan bahasa yang berbeda-beda, maka kan
sangat sulit berkomunikasi kecuali ada satu bahasa pokok yang digunakan. Maka
dari itu digunakanlah Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan perhubungan
nasional.
d) Alat pemersatu bangsa
Mengacu pada keragaman yang ada pada Indonesia dari suku, agama, ras, dan budaya, bahasa Indonesia dijadikan sebagai media yang dapat membuat kesemua elemen masyarakat yang beragam tersebut kedalam sebuah persatuan.
d) Alat pemersatu bangsa
Mengacu pada keragaman yang ada pada Indonesia dari suku, agama, ras, dan budaya, bahasa Indonesia dijadikan sebagai media yang dapat membuat kesemua elemen masyarakat yang beragam tersebut kedalam sebuah persatuan.
2.
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara
Bahasa
negara sama saja dengan bahasa nasional atau bahasa persatuan artinya bahasa
negara merupakan bahasa primer dam baku yang acapkali digunakan pada kesempatan
yang formal. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yaitu:
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
a) Bahasa
Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
b) Bahasa
Indonesia sebagai penghubung pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
c) Bahasa
Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.
Kedudukan
keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan
penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,
buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena
sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu
kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan
menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.
2. PENGERTIAN BAHASA
Apa yang dimaksud dengan bahasa? Bahasa merupakan salah satu
“sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi”
oleh pemakainya.Bahasa dikatakan baik yang berkembang berdasarkan suatu sistem
yakni seperangkat aturan yang dipatuhi oleh para pemakainya.Bahasa itu sendiri
berfungsi sebagai sarana komunikasi, integrasi dan adaptasi.Untuk memahami
lebih jauh tentang pengertian dan definisi bahasa, kita dapat lihat pendapat
para ahli dibidangnya yang mengemukakan beberapa pengertian bahasa.
Adapun
pengertian bahasa menurut ahlinya akan dijelaskan berikut ini:
1.
KBBI
Bahasa
merupakan sistem bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk
berkomunikasi, berinteraksi, bekerjasama, dan mengidentifikasi diri.
2.
Harimurti Kridalaksana
Bahasa
merupakan sistem bunyi yang bermakna dan digunakan untuk berkomunikasi oleh
setiap kelompok manusia.
3.
Bill Adams
Menjelaskan
bahwa bahasa ialah sebuah sistem pengembangan psikologi seseorang atau individu
dalam sebuah konteks inter-subjektif.
4.
Wittgenstein
Bahasa
merupakan suatu bentuk pemikiran yang bisa dipahami, dimengerti, berhubungan
dengan kenyataan, dan memiliki struktur dan bentuk yang logis.
5.
Carol
Bahasa
ialah sistem bunyi atau urutan bunyi vokal terstruktur yang dipergunakan untuk
berkomunikasi internasional oleh kelompok manusia dalam mengungkapkan suatu
peristiwa, hal dan proses yang terjadi disekitar manusia.
6.
Ferdinand De Saussure
Mengemukakan
bahasa sebagai ciri pembeda yang sangat menonjol, karena dengan bahasa setiap
kelompok sosial merasa dirinya sebagai satu kesatuan yang berbeda dari kelompok
yang lainnya.
7.
Gorys Keraf
Mengemukakan
bahwa bahasa merupakan komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa lambang
bunyi ujaran dan dihasilkan dari alat ucap manusia.
8.
Plato
Menjelaskan
bahwa bahasa pada hakikatnya ialah suatu pernyataan pikiran seseorang dengan
perantaraan nama benda atau sesuatu dan ucapan yang merupakan cermin dari ide
seseorang dalam arus udara lewat mulutnya.
9.
Finoechiaro
Bahasa
ialah suatu sistem simbol vokal yang arbitrer dan memungkinkan semua orang
berada dalam kebudayaan tertentu atau orang lain yang mempelajari sistem
kebudayaan tersebut yakni berkomunikasi maupun berinteraksi.
10. Kamus
Linguistic
Bahasa
merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu
masyarakat untuk berinteraksi, bekerjasama juga mengidentifikasi diri.
11. Bloch dan Trager
Bahasa
merupakan sistem simbol yang sifatnya arbitrer & dengan sebuah sistem dalam
suatu kelompok sosial untuk bekerjasama.
12. Sudaryono
Menyatakan
bahwa bahasa ialah sebagai sarana komunikasi yang sangat efektif walaupun tidak
sempurna, sehingga ketidaksempurnaan bahasa dalam berkomuniksi dapat menjadi
salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman bagi pendengarnya.
13. William A. Haviland
Bahasa
ialah sebuah sistem bunyi yang apabila digabung menurut aturannya akan
menimbulkan arti yang bisa dipahami dan ditangkap oleh semua orang yang
berbicara dengan mengggunakan bahasa itu.
14. Mc. Carthy
Bahasa
merupakan praktik yang sangat tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
seseorang.
Selain
pengertian-pengertian yang dijelaskan diatas, kita sering mendengar bahwa
bahasa bersifat arbitrer.Yang dimaksud bahasa bersifat arbitrer ialah bersifat
asal bunyi, manasuka, atau tidak ada hubungan yang logis antara kata yang
digunakan sebagai simbol atau lambang dengan yang dilambangkannya.
Contohnya seperti bendera kuning, secara bahasa bendera kuning adalah
bendera yang warnanya kuning, secara arbitrer bendera kuning adalah lambang
dari adanya duka atau kematian.
3. HURUF KAPITAL
Kaidah Penulisan Huruf Kapital Dalam
Pedoman Umum EYD.Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih perlu kita perhatikan,
dimana huruf capital dipakai sebagai:
1. Huruf pertama pada awal kalimat.
2. Huruf pertama petikan langsung.
3. Huruf pertama dalam menulis ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kataganti untuk Tuhan.
4. Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
5. Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
6. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
7. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,dan peristiwa sejarah.
8. Huruf pertama nama khas geografi.
9. Huruf pertama nama resmi badan, lembagapemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
10. Dalam singkatan nama gelar dan sapaan.
11. Huruf pertama kata penunjuk hubungankekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakaisebagai kata ganti sapaan.
12. Huruf pertama kata ganti orang kedua (Anda).
1. Huruf pertama pada awal kalimat.
2. Huruf pertama petikan langsung.
3. Huruf pertama dalam menulis ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kataganti untuk Tuhan.
4. Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
5. Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
6. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
7. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,dan peristiwa sejarah.
8. Huruf pertama nama khas geografi.
9. Huruf pertama nama resmi badan, lembagapemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
10. Dalam singkatan nama gelar dan sapaan.
11. Huruf pertama kata penunjuk hubungankekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakaisebagai kata ganti sapaan.
12. Huruf pertama kata ganti orang kedua (Anda).
4. HURUF MIRING
Sebuah huruf, kata,
atau kalimat ditulis dengan huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata,
atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh.
Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke beberapa informasi,
antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah latin, nama
penerbitan (koran, majalah, dan lain-lain). Jika ditulis dengan menggunakan
mesin tik manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti dengan garis
bawah.Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan per kalimat.
Contoh:
Artikelnya
yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran
Media Indonesia (Salah).
Artikelnya
yang berjudul “Perkembangan Sain dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran
Media Indonesia (Betul).
Kriteria Penulisan
Huruf Miring:Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata.
a. Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan
bahasa Indonesia.
b. Ungkapan
asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan
sebagai kata Indonesia.
5.
KATA
ULANG
A. Bentuk Kata Ulang
1.
Kata ulang penuh atau kata ulang murni,
yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara
penuh. Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit.
2.
Kata ulang berimbuhan atau kata ulang
bersambungan, yaitu semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan:
awalan, sisipan, atau akhiran. Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun,
tanam-tanaman.
3.
Kata ulang berubah bunyi yaitu kata
ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata
ulang. Misalnya: bolak-balik, serba-serbi.
4.
Kata ulang semu yaitu kata yang hanya
dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai
makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata
ulang tersebut. Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang.
5.
Kata ulang dwipurwa . Dwipurwa berarti
"dahulu dua" atau kata ulang yang berasal dari komponen yang semula
diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata
ulang ini disebut juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris
"reduplication" yang berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang
juga dapat disebut reduplikasi. Misalnya: lelaki, tetua.
B. Makna dan Fungsi Kata Ulang
1.
Perulangan kata benda
a.
Makna yang terkandung dalam perulangan
dengan bentuk dasar kata benda.
b.
Menyatakan benda itu bermacam-macam.
Misalnya: buah-buahan, sayur-sayuran.
c.
Menyatakan benda yang menyerupai bentuk
dasar itu. Misalnya: anak-anakan, orang-orangan.
2.
Perulangan kata kerja
a.
Makna yang terkandung dalam perulangan
dengan bentuk dasar kata kerja.
b.
Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan
berulang-ulang atau beberapa kali.Misalnya: meloncat-loncat, menyebut-nyebut.
c.
Menyatakan aspek duratif, yaitu proses
pekerjaan, pembuatan, atau keadaan yang berlangsung lama. Misalnya:
berenang-renang, duduk-duduk.
d.
Menyatakan bermacam-macam pekerjaan.
Misalnya: cetak-mencetak, karang-mengarang.
6.
KATA
BAKU
Kata-kata
baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang
berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai
dengan perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin
ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang
amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati terbentuk.
Kata
baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat
resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.
Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul
dalam bahasa percakapan sehari-hari,
bahasa tutur. Berikut ini saya tampilkan 100 kata baku dan tidak baku yang
sering muncul dalam percakapan sehari-hari, yang saya kumpulkan dari berbagai
sumber.
Contoh
kata baku dan tidak baku : aktif = aktip; ambulans= ambulan; analisa= analisis; andal= handal; anggota= angauta; antre= antri; apotik= apotek; asas= azas;
atlet= atlit; bus= bis; berpikir= berfikir; cabai= cabe, cabay; cenderamata= cinderamata; daftar= daptar; definisi= difinisi; depot= depo; detail= detil; diagnosis= diagnose; diferensial= differensial; dipersilakan= dipersilahkan; disahkan= disyahkan; ekspor= eksport; ekstrem= ekstrim; kuivalen= ekwivalen; embus= hembus; esai= esei;
formal= formil; februari=
pebruari; fiologi= phiologi; fisik= phisik; foto= photo; fondasi= pondasi; frekuensi= frekwensi; hafal= hapal; hakikat= hakekat; hierarki= hirarki; hipotesis= hipotesa; insaf= insyaf; ikhlas= ihlas; impor= import; istri= isteri; ijazah= ajasah, ijasah; izin= ijin; imbau= himbau; isap= hisap; jaman= zaman; jenazah= jenasah; justru= justeru; karier= karir; kaidah= kaedah, dan sebagainya.
7. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar
dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
/pembicara.
Syarat-syarat yang dimiliki oleh kalimat
efektif yaitu :
1.
Koherensi atau perpaduan,yaitu kalimat
efektif harus mudah dipahami dan memiliki hubungan yanglogis atau dapat
diterima oleh akal sehat.
Contoh
:
Waktu
dan tempat saya persilakan.(Kalimat ini tidak logis karena waktu dan tempat
adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan). Kalimat tersebut seharusnya :
“Kepada bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.”
2.
Kepararelan atau kesejajaran, yaitu
penggunaan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan, baik dalam fungsi
ataupun bentuknya. Jadi jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan
di-, maka bagian kalimat lainnya juga harus menggunakan imbuhan di- pula.
Contoh
: Anak itu ditolong pak Adi dan dipapahnya ke pinggir jalan.
3.
Kehematan, yaitu kalimat efektif tidak
boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu dan setiap kata harus memiliki
fungsi yang jelas. Penggunaan kata-kata yang berlebihan justru akan memperlemah
dan menambah ketidakjelasan maksud dari kalimat itu.
Contoh
: Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. (Pemakaian kata
bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu karena kata mawar, anyelir, dan
melati terkandung makna bunga.
4.
Penekanan, yaitu bagian dari kalimat
yang paling penting perlu ditunjukkan dari unsur-unsur yang lain. Beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk memberikan penekanan adalah sebagai berikut :
a)
Mengubah posisi dalam kalimat yaitu
dengan cara meletakkan bagian penting di depan kalimat.
Contoh : Harapan
kami adalah agar masalah ini dapat dibicarakan lebih lanjut.
b)
Menggunakan partikel, penekanan bagian
kalimat misalnya dengan penggunaan partikel lah, pun dan kah.
Contoh : Kami
pun turut berbahagia melihat prestasimu.
c)
Menggunakan repetisi, yaitu dengan
mengulang-uang kata yang dianggap penting.
Contoh : Dalam
membina hubungan antara suami dan istri, antara guru dan murid, antara orang
tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan
sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
d)
Menggunakan pertentangan yaitu
menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan maksudnya dalam kegiatan
yang ingin ditegaskan pada kalimat.
Contoh : Anak
itu tidak malas, tetapi rajin.
5.
Kevariasian, yaitu memiliki subyek,predikat,
serta unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan
tunggal.
Contoh :
Di dalam
keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini
tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek.Unsur di dalam keputusan
itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan).
Posting Komentar untuk "MATERI KULIAH BAHASA INDONESIA Fakultas Ilmu Administrasi Negara"
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya