Filsafat Ilmu Administrasi Negara/Publik (FIA)
Tugas Ujian Akhir Semester
Filsafat Ilmu Administrasi
Oleh :
(21601091151)
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2017
1. Pengertian Filsafat Ilmu Administrasi adalah berusaha
mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam – dalamnya, baik mengenai hakikatnya,
fungsinya, ciri – cirinya, kegunaannya, masalah – masalahnya serta pemecahan –
pemecahan terhadap masalah – masalah itu.
Definisi
filsafat secara bahasa.
Filsafat
berasal dari bahasa Yunani terdiri dari 2 suku kata, yaitu Philos dan Sophia.
Philos biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Sophia
dapat diartikan kebijaksanaan atau kearifan. Dengan demikian dapat dikatakan
“filsafat” berarti cinta kepada kebijaksanaan.
Menjadi
bijaksana berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan demikian dapat
pula dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu
dengan sedalam – dalamnya, baik mengenai hakikatnya, fungsinya, ciri – cirinya,
kegunaannya, masalah – masalahnya serta pemecahan – pemecahan terhadap masalah
– masalah itu.
(Sumber : Siagian, Sondang P.
2003. Filsafat Administrasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Edisi Revisi)
1) Definisi filsafat menurut para ahli.
a)
Plato
(428 – 348 SM). Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala sesuatu
yang ada.
b)
Cicero
(106 – 43 SM). Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni” (The mother of all
the arts), ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).
c)
Immanuel
Kent (1724 – 1804). Ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan :
·
Apakah
yang dapat kita kerjakan ? (Jawabannya : Metafisika)
·
Apakah
yang seharusnya kita kerjakan ? (Jawabannya : Etika)
·
Sampai
dimanakah harapan kita ? (Jawabannya : Agama)
·
Apakah
yang dinamakan manusia ? (Jawabannya : Antropologi)
d)
Paul
Nartorp (1854 – 1924). Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak
menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukkan dasar akhir yang
sama, yang memikul sekaliannya.
e)
Sidi
Gazalba. Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran,
tentang segala sesuatu yang dimasalahkan, dengan berpikir radikal, sistematik
dan universal.
f)
Notonegoro.
Filsafat menelaah hal – hal yang dijadikannya objeknya dari sudut intinya yang
mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakekat.
g)
Hanold
H. Titus (1979) :
·
Filsafat
adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau
pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi.
·
Filsafat
adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan.
·
Filsafat
adalah analis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian
(konsep). Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan
yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
h)
Aristoteles.
Filsafat adalah segala sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan atas dasar akal
pikiran, dan membagi filsafat menjadi ilmu pengetahuan.
(Sumber : Suryarini, Trisni, & Tarsis
Tarmudji. 2012. Pajak di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Edisi Pertama)
Filsafat sendiri menurut saya adalah
keinginan yang besar untuk mengetahui suatu kebenaran dan berusaha untuk
mencari kebenaran yang sesungguhnya yang sudah ditetapkan dalam hati karena
dorongan dari keinginan yang besar tersebut.
Jadi disini, seseorang itu sudah mempunyai
niat untuk mengetahui suatu hal yang belum ditemukan kebenarannya. Keinginan yang
kuat itu datang sendiri menjadikan dia berusaha untuk mencari kebenaran itu.
2) Administrasi
Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau
lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
Unsur – unsur dari administrasi :
·
Dua
orang manusia atau lebih.
·
Tujuan.
·
Tugas
yang hendak dilaksanakan.
·
Sarana
dan prasarana tertentu.
(Sumber : Siagian, Sondang P.
2003. Filsafat Administrasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Edisi Revisi)
3) Filsafat Administrasi
Ø
Filsafat
administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan
makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi.
Ø
Filsafat
administrasi adalah rangkaian aktivitas pemikiran reflektif yang berusaha menentukan
segi – segi metafisik, epistimologis, metodologis, logis, etis dan estetis dari
kegiatan administrasi.
Ø
Filsafat
administrasi adalah proses berpikir secara metode, berstruktur dan mendalam
terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi.
Filsafat Ilmu Administrasi menurut saya
adalah berpikir secara luas, mendalam dan kritis terhadap segala sesuatu yang
berhubungan dengan administrasi.
Jadi, di dalam filsafat administrasi itu bukan kerja perorangan yang hanya mementingkan
dirinya sendiri, tapi disini lebih terarah kepada hubungan kerja sama dengan
orang lain berdasarkan hubungan rasionalitas / berpikir yang baik dalam
mengambil keputusan yang tepat dengan maksud untuk mendapatkan tujuan yang
ingin dicapai.
Sebenarnya pengertian ini merujuk pada administrasi yang merupakan hubungan
kerja sama antara dua orang atau lebih, hanya memasukkan unsur filsafat
didalamnya.
Maksudnya
adalah, jika seseorang sedang melakukan kegiatan administrasi, maka orang itu
harus memasukkan unsur filsafat didalamnya - dengan bersifat rasionalitas, maka
orang itu dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan hubungan kerja
sama dengan orang lain. Dengan demikian maka tujuan yang ingin dicapai akan
tercapai.
2. Keterkaitan Hubungan Antara Ilmu Administrasi
Negara Dengan Manajemen
Sebagaimana telah diuraikan di atas,
administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan. Kerja dapat terselenggara dengan baik sehingga tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai bila ada orang yang menyelenggarakannya.
Dan masalah orang yang menyelenggarakan kerja
untuk mencapai tujuan inilah yang menjadi masalah pokok daripada manajemen,
karena intisari daripada manajemen ialah suatu proses/usaha dari orang-orang
secara bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi administrasi adalah penyelenggaranya dan
manajemen adalah orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari
keduanya adalah penyelengaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara
bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Keterkaitan di atas dapat dianalogikan—meski
tidak seluruhnya tepat—seandainya pembaca akan membeli buah rambutan. Pertama
kali yang terlihat adalah kulit luar yang berwama hijau atau merah. Jika
kulitnya dikupas maka didapati daging rambutan yang berwarna putih kalau
dagingnya sudah dimakan maka akan terlihat intinya yang disebut biji rambutan.
Demikian
pula manajemen, maka dari itu yang pertama disoroti adalah kulit luarnya yaitu “Administrasi”
Kedua dagingnya yaitu “Manajemen” selanjutnya adalah bijinya yaitu
“kepemimpinan”.
Fungsi-Fungsi Administrasi
Dan Manajemen
Telah diketahui bahwa pada dasamya
administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi dan merumuskan kebijaksanaan
umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas
kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.
Dalam proses pelaksanaannya, administrasi dan
manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri.
Tugas-tugas itulah yang biasa disebut/diartikan sebagai fungsi-fungsi
administrasi dan manajemen. Hingga kini para sarjana belum mempunyai kata
sepakat yang bulat tentang fungsi-fungsi administrasi dan manajemen itu, baik
ditinjau dari segi klasifikasinya maupun terminologi yang dipergunakan.
Menurut Prof Dr
Sondang P Siagian MA dalam bukunya “Fungsi-fungsi managerial” dan “Filsafat Administrasi”
fungsi-fungsi administrasi dan manajemen
itu ialah :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pemberian Motivasi (Motivating)
4. Pengawasan (Controling)
5. Penilaian (Evaluating)
Fungsi-fungsi tersebut mutlak harus
dijalankan oleh administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan untuk menjalankan
fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan lambat atau cepat matinya organisasi.
A. Perencanaan
(Planning)
Planning
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan Yang telah ditentukan.
Pengertian tersebut
menunjukan bahwa perencanaan merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang
pertama. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha oencapain tujuan.
Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik tolak
dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.
Salah satu cara yang paling mudah dikemukakan
dalarn penyusunan rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti
mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan. yaitu :
a. What (Apa)
d. How (Bagaimana)
b. Where (Dimana)
e.
Who (Siapa)
c. When
(Kapan)
f. Why (Mengapa)
Pertanyaan tersebut
menjadi:
Apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya ?
Dimana kegiatan-kegiatan tertentu dijalankan?
Pertanyaan ini mencakup letak bangunan organisasi yang hendak didirikan, tata
ruang yang disusun, tempat sumber tenaga kerja.
Kapan kegiatan-kegiatan tertentu hendak
dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa dalam rencana hams tergambar sistem prioritas
yang dipergunakan, penjadwalan waktu dan hal-hal yang berhubungan dengan faktor
waktu.
Bagaimana cara melaksanakan
kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan ? Yang dicakup oleh
pertanyaan ini menyangkut soal sistem dan tata kerja, standar yang hams dipenuhi,
cara pembuatan dan penyampaian laporan, cara menyimpan dokumen dan lain-lain.
Pertanyaan “siupa” berarti
diketemukannya jawaban dalam rencana tentang gambaran pembagian tugas, wewenang
dan tanggungjawab.
Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting
di antara rangkaian pertanyaan ini ialah
pertanyaan “mengapa”. Terpenting karena pertanyaan ini ditunjukan
kepada kelima pertanyaan yang mendahuluinya. Jika kelompok pimpinan dapat
memuaskan dirinya atas jawaban-jawaban yang diperoleh terhadap keenam pertanyaan
itu, akan terciptalah suatu rencana yang baik.
B.
pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ialah keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Definisi tersebut
menunjukan bahwa pengorganisasian merupakan langkah
pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian
adalah suatu hal yang logis pula apabila pengorganisasian sebagai fungsi
administrasi dan manajemen ditempatkan sebagai fungsi kedua, mengikuti fungsi
perencanaan. Juga terlihat dalam definisi itu bahwa pelaksanaan fungsi
pengorganisasian menghasilkan suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai
suatu kesatuan yang bulat.
Organisasi sebagai alat administrasi dan
manajemen terlihat penting apabila diingat bahwa bergerak tidaknya organisasi
ke arah pencapain tujuan sangat tergantung atas kemampuan manusia dalam
organisasi menggerakan organisasi itu ke arah yang telah ditetapkan.
C. Penggerakan
(Motivating)
Penggerakan
ialah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan
rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomis.
“Motivating” secara
implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para
bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat
dan koreksi jika diperlukan. Pelaksanaan
fungsi “Motivating” dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik
dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1)
Jelaskan
tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi.
2)
Usahakan
agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut.
3)
Usahakan
agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
4)
Tekankan
pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
5)
Perlakukan
setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
6)
Berikan
penghargaan serta pujian kepada bawahan yang cakap dan teguran serta bimbingan
kepada orang-orang yang kurann mampu bekerja.
7)
Yakinkan
setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalain organisasi tujuan pribadi
orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya.
D.
Pengawasan (Controling)
Pengawasan ialah proses pengamatan daripada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini jelas terlihat bahwa terdapat hubungan
yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Artinya bahwa perencanaan dan pengawasan
merupakan kedua belahan mata uang yang sama. Jelas bahwa tanpa rencana
pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada pedoman untuk melakukan
pengawasan itu. Sebaliknya rencana tanpa pengawasan akan berarti timbulnya
penyimpangan-penyimpangan dan atau penyelewengan-penyelewengan yang serius
tanpa ada alat untuk mencegahnya.
Jelaslah
kiranya bahwa pengawasan sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian
tujuan. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan
karena manusia bersifat salah dan khilaf. Dus manusia dalam organisasi perlu
diamati, bukan dengan maksud untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya,
akan tetapi untuk mendidik dan membimbing.
Hal ini kiranya sangat
penting untuk diperhatikan karena para pemimpin dalam suatu organisasi sering
lupa bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang ikhlas memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan. Hanya
saja setelah kesalahan diperbuat, adalah menjadi tugas pimpinan untuk
memperbaiki kesalahan itu dengan jalan memberikan bimbingan kepada bawahannya
agar ia tidak mengulangi kesalahan yang sama, akan tetapi berani untuk berbuat
kesalahan yang lain.
Jika
seorang bawahan selalu diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan,
maka bawahan tersebut tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia
akan selalu dikuasai oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak akan berani mempunyai
prakarsa, mengambil keputusan dan akhimya akan kehilangan kepercayaan pada
dirinya sendiri. Ini tidak boleh terjadi. Kendati demikian perlu diperhatikan
pula bahwa pernyataan diatas tidak berarti bahwa seorang pimpinan tidak boleh
menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan dapat bertindak punitif jika
seorang bawahan, meskipun telah berulang kali dibimbing, terus menerus berbuat
kesalahan yang sama.
Proses
pengawasan pada dasamya dilaksanakan oleh administrasi , manajemen dengan
mempergunakan dua macam teknik, yakni:
1)
pengawasan
langsung (direct control)
2)
pengawasan
tidak langsung (indirect control)
Yang dimaksud pengawasan
langsung ialah apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri pengawasan
terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Sementara pengawasan tidak langsung
ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang
disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk tertulis dan lisan.
Kelemahan daripada pengawasan tidak langsung
ialah bahwa sering para bawahan hanya melaporkan hal-hal yang positif saja
Padahal, seorang pimpinan yang baik akan menuntut bawahannya untuk melaporkan
beberapa hal, baik yang bersifat positif maupun negatif Karena kalau hanya
hal-hal yang positif saja yang dilaporkan, pimpinan tidak akan mengetahui
keadaan yang sesungguhnya. Akibatnya dia akan mengambil kesimpulan yang salah.
Lebih jauh lagi ia akan mengambil keputusan yang salah.
Kesimpulannya ialah bahwa pengawasan tidak
akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya bergantung kepada laporan saja,
karena itu pengawasan tidak langsung tidak cukup. Adalah bijaksana apabila
pimpinan organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak langsung
dalam melakukan fungsi pengawasan itu.
E.
Penilaian (evaluating)
Penilaian
adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah
dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hakekat dari penilaian adalah:
•• Penilaian ditujukan kepada satu fase
tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan.
Berbeda dengan pengawasan yang ditujukan kepada fase yang masih dalam proses
pelaksanaan.
Penilaian bersifat korektif
terhadap fase yang telah selesai dikerjakan. Korektifitas yang menjadi sifat
penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase yang telah selesai, akan tetapi
untuk fase berikutnya. Artinya, melalui penilaian harus diketemukan
kelemahan-kelemahan sistem yang dipergunakan dalam fase yang baru saja selesai.
Juga harus diketemukan penyimpangan-penyimpangan dan/atau
penyelewengan-penyelewengan yang telah terjadi, tetapi lebih penting lagi,
harus diketemukan sebab-sebab mengapa kelemahan-kelemahan itu timbul, juga
harus diketemukan sebab-sebab mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi
3. Keterkaitan Hubungan Antara Ilmu Administrasi
Negara Dengan Kepemimpinan
Leadership (kepemimpinan): merupakan inti dari
management (Motor atau daya penggerak) dari semua sumber-sumber atau alat-alat
(resources) yang tersedia bagi suatu organisasi. Tugas terpenting dan terutama
seorang pemimpin ialah untuk memimpin orang, memimpin pelaksanaan pekerjaan dan
menggerakkan sumber-sumber material.
Kemampuan seorang pemimpin dalam menggerakkan resources
akan menentukan keberhasilannya dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
Memang demikianlah hanya karena kepemimpinan merupakan
“motor atau daya penggerak semua sumber-sumber dan
alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi”.
Resources itu
digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu:
1) Sumber daya
manusia, dan
2) Sumber
daya lainnya.
Karenanya dapat dikatakan
bahwa sukses atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah
ditentukan sangat tergantung atas kemampuan para anggota pimpinannya untuk
menggerakkan sumber-sumber dan alat-alat tersebut sehingga penggunaannya
berlangsung dengan efisien, ekonomis dan efektif.
4.
Keterkaitan
Hubungan Antara Ilmu Administrasi Negara Dengan Human Relation
Human
relations merupakan inti dari kepemimpinan karena cara penggerakan bawahan
sekarang ini memang didasarkan kepada pendapat bahwa manusia adalah makhluk
yang mempunyai martabat, perasaan, cita-cita, keinginan, temperamen dan
harapan-harapan yang bersifat khas. Defenisi human relations ialah “Keseluruhan
hubungan baik yang formal maupun informal yang perlu diciptakan dan dibina
dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork yang
intim dan harmonis dalam rangkah pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Jelaslah bahwa human relations merupakan inti kepemimpinan. Betapa pentingnya
penerapan prinsip-prinsip human relations itu denganilmu administrasi Negara
dalam rangka pencapaian tujuan dengan efisien dan ekonomis.
Di
dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah melakukan interaksi melalui komunikasi,baik
secara lansung maupun tidak lansung.Untuk itu dalam hal ini bisa di jadikan
alasan bahwa adanya hubungan antar sesama manusia yang saling membutuhkan
antara satu dengan yang lainnya,melainkan kaitan antara hubungan antar manusia
(human relation) dengan administrasi negara.Berbicara tentang
administrasi negara, tentunya tidak bisa lepas dari namanya human public
relation,karena kedua hal tersebut saling berkaitan bagi seorang administrasi
negara yang harus memilik kemampuan public relation yang baik dalam pelaksanaan
administrasi dalam negara.oleh karena itu hubunangan antar manusia perlu
ditingkatan.
Kaitan
antara human relation dengan administrasi negara adalah antara dua pengertian
tersebut saling berperan penting dalam sebuah ruang lingkup yang memiliki
hubungan interaksi dalam organisasi,baik dalam suatu wadah yang besar maupun
dalam wadah yang sederhana,maka antara human relation dengan administrasi
negara sangat erat kaitannya denagn interaksi komunikasi yang sering digunakan
dalam berbagai kegiatan pelaksanaan sistem administrasi didalam suatu
negara.Dikarenakan atas dasar manusia saling membutuhkan antara satu dengan
yang lainnya yang termasuk berkomunikasi sesama manusia.untuk memperjelas
komuniksia ada beberapa konteks komunikasi yang sehingganya perlu diketahui:
1)
komunikasi
personal
Komunikasi personal adalah komunikasi yang sering dilakukan antara individu dan
sesama mahluk sosial komunikasi ini terbagi menjadi 2 yaitu:
a.
Intra
personal adalah komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri.
b.
Antar
persoal adalah komunikasi yang dilakukan dengan sesama manusia atau
dengan orang lain
2)
komunikasi
kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk lingkungan
sekitar dan lingkungan yang lebih luas,komunikasi ini terbagi menjadi 2 yaitu:
a.
Kelompok
kecil yaitu komunikasi yang dilakukan dalam ruang lingkup yang kecil misalnya
keluarga dan teman sebaya.
b.
kelompok
besar yaitu komunikasi yang dilakukan dalam sebuah penyampaian kepada publik
yang mengarah ke pemeritahan.
3)
komunikasi
organisasi
Komunikasi organisasi adalah
komunikasi yang dilakukan dalam kelompok yang besar maupu kecil dalam bentuk
kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
4)
komunikasi
masa
Komunikasi masa Hubungan antar
manusia yang saling membutuhkan dalam suatu kelompok dalam melaksanakan
administrasi didalam suatu negara perlunya adanya komunikasi, karena tanpa
adanya dua hal tersebut pelaksanaan administrasi negara tidak bisa
terselenggara dengan baik jika pada dasarnya seorang adminisrtasi puublic
harus memiliki hubungan yang baik antar sesama.
5. Keterkaitan Hubungan Antara Ilmu Administrasi
Negara Dengan
Organisasi
Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu struktur atau susunan organisasi yang
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan. Hasil dari kegiatan pengorganisasian ini yaitu struktur
organisasi beserta hubungan wewenang dan tanggungjawabnya.
Hubungan Administrasi Dan Organisasi bahwa
diantara keduanya terdapat hubungan sebagai berikut :
1) Administrasi terdapat di dalam suatu bentuk
organisasi atau lembaga. Organisasi atau lembaga mempunyai seperangkat tujuan.
Administrasi adalah alat bagi organisasi atau lembaga dalam rangka mencapai
tujuan-tujuannya.
2) Segala kegiatan administrasi harus selalu
berorientasi pada tujuan organisasi atau lembaga. Segala kegiatan administrasi
harus berlangsung secara efektif dan efisien agar tujuan-tujuan organisasi atau
lembaga tercapai secara optimal. Karena tiap-tiap organisasi atau lembaga
melibatkan sedikitnya dua orang yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama, maka
kerjasama di antara anggata-anggata organisasi atau lembaga mutlak perlu
dikembangkan secara harmonis. Setelah mengetahui arti dari Administrasi,
3) Administrasi sesuai dengan prosesnya ialah
menentukan tujuan dan kebijaksanaan,
4) sedangkan organisasi sebagai wadah untuk
mencapai tujuan. Untuk merealisasikan tercapainya tujuan diperlukan manajemen
Pentingnya
perumusan tujuan Organisasi tersebut terutama karena :
a. Tujuan untuk bertindak sebagai titik rujukan
bagi usaha yang dilaksanakan organisasi.
b. Tujuan diperlukan untuk mengkoordinasikan
usaha.
c. Organisasi yang berharap dapat berkembang dan
bersaing dengan efektif harus segera terus menerus memperbaharui tujuannya.
d. Tujuan organisasi merupakan tempat seluruh
tindakan organisasi diarahkan.
e. Tujuan merupakan prasyarat penetapan
kebijaksanaan, strategi, prosedur, metode dan
Karena
tujuan itu amat penting dirumuskan, maka kita perlu memahami
benar sifat-sifat utama tujuan organisasi itu. Sifat tujuan organisasi
yang utama diantaranya adalah :
a) Tujuan organisasi berstruktur dalam suatu
hierarki.
b) Tujuan itu memperkuat tujuan perseorangan dan
sebaliknya.
c) Tujuan itu hendaknya berpadu dengan tujuan
perseorangan.
d) Tujuan yang lebih tinggi berisi tujuan-tujuan
yang lebih bawah dan dapat dicapai dengan efektif hanya melalui
kerjasama.
Ada
4 Tahapan Siklus Kehidupan Organisasi
Entrepreneurial (Wirausaha)
penekanan pada kriteria sistem terbuka dengan kriteria
fleksibilitas/kesiapan dan perolehan sumber daya/pertumbuhan. Indikatornya:
inovasi, kreativitas, dan mobilisasi sumber daya.
Collectivity (Kolektivitas)
penekanan pada kriteria hubungan antar manusia,
seperti moril pegawai dan pengembangan sumber daya manusia. Indikatornya: komunikasi dan struktur informal, rasa
kekeluargaan dan kerjasama antar
organisasi, komitmen yang tinggi dan kepribadian pimpinan.
Formalization And Control (Formalisasi Dan Kontrol)
penekanan pada kriteria proses internal dan tujuan
rasional seperti produktivitas, efisiensi, perencanaan, penetapan tujuan,
manajemen informasi dan komunikasi. Indikatornya; efisiensi produksi, peraturan
dan prosedur, dan trend yang konservatif
Elaboration Of Structure (Pengayaan Struktur)
penekanan pada kriteria sistem terbuka terutama
sehubungan dengan peningkatan vitalitas organisasi, keseimbangan antara
diferensiasi and integrasi. Indikatornya: struktur yang terdesentralisasi
1. Perumusan Visi, Misi dan Tujuan dengan Jelas
Tujuan
adalah kebutuhan manusia jasmani maupun rokhani yang diusahakan untuk mencapai
dengan kerjasama sekelompok orang. Tujuan yang dirumuskan dengan jelas menjadi
pedoman bagi haluan organisasi, pemilihan bentuk organisasi, pembentukan
struktur, penentuan macam pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan pejabat.
2. Departemenisasi
Aktivitas
untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja atau
fungsi tertentu.
3. Pembagian
Kerja
Rincian
serta pengelompokan aktivitas-aktivitas/tugas-tugas yang semacam atau erat
hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu.
4. Koordinasi
Keselarasan
aktivitas antar satuan organisasi atau keselarasan tugas antar pejabat.
5. Pelimpahan Wewenang
Hak
seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta
tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.
6. Rentangan Kontrol (Span of Control)
Jumlah
terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan
tertentu.
7. Jenjang Organisasi (Hirarki)
Tingkat-tingkat
satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang
tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu.
8. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Tiap-tiap
pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab
kepada seorang pejabat atasan tertentu.
9. Fleksibilitas
Kemampuan
organisasi untuk melakukan perubahan sebagai penyesuaian tanpa mengurangi
kelancaran aktivitas yang sedang berjalan.
10. Berkelangsungan
Kemampuan
organisasi untuk mempertahankan aktivitas operasinya secara terus-menerus.
11. Keseimbangan
Satuan-satuan organisasi hendaknya ditempatkan pada
struktur organisasi sesuai dengan peranannya.
Iklim Organisasi
n Kualitas daya tahan organisasi thd kondisi
lingkungan
n dialami anggota organisasi
n mempengaruhi perilaku individu yang ada
didalamnya
n menggambarkan seperangkat karakter dan efek
yang menyertainya
n keterkaitan antar bagian dalam organisasi
Posting Komentar untuk "Filsafat Ilmu Administrasi Negara/Publik (FIA)"
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya